1. Tahun-tahun Pertama Berdirinya SMP Negeri 2 Purworejo

SMP NegeriĀ  Purworejo pertama kali dibangun pada Tahun 1917 dengan nama Europese Lagere School (ELS) yaitu sekolah khusus bagi anak-anak Eropa yang mengikuti orang tuanya tinggal di Purworejo. Bangunan di tengah terdapat 7 ruang belajar, sebuah bangsal olahraga, serambi panjang menuju Kamar Mandi dan Gudang, serta 4 buah WC. Di sebelah utara, terdapat bangunan baru bertingkat. Sejak 17 Agustus 1946 diresmikan oleh Bupati Purworejo R. Moeritno Reksonegoro dipakai sebagai Sekolah Kabupaten. Pada waktu diresmikan, sekolah ini belum mempunyai tenaga guru, tenaga Tata Usaha, murid bahkan gedung sekolahpun belum ada.

Bapak R. Moeritno Reksonegoro mengakui, bahwa langkah meresmikan sekolah ini adalah suatu loncatan karena syarat utama yang diperlakukan oleh sekolah belum diperhitungkan. Pokoknya harus berdiri suatu SMP yang dikemudian hari dapat menghasilkan putra-putri Indonesia sejati, yaitu manusia Susila yang pintar, cinta dengan tanah airnya dan mempunyai kemauan yang teguh untuk mengangkatĀ  masyarakat ketaraf hidup yang lebih tinggi.

Perintis, pendorong dan pendukung berdirinya sekolah ini adalah :

  1. Bapak R. Moeritno Reksonegoro, bupati Purworejo,

2 Bapak R. Istikno Sosroboesono, patih Purworejo,

  1. Bapak M. Koesoemo Wardoyo, kepala Jawatan Pengajaran Kabupaten Purworejo
  2. Bapak M. Mustakim yang berkenan menjadi kepala sekolah

Setelah mengadakan berbagai persiapan dan pembenahan sekolah mulai dibuka tanggal 5 September 1946, dengan menerima 139 murid kelas I yang ditampung dalam tiga kelas.

Para perintis pengajarnya adalah :

  1. Bapak M. Moestakim selaku kepala sekolah
  2. Bapak Slamet, BA selaku guru
  3. Bapak Soeteng Sulasmono, selaku guru
  4. Bapak Soemardi Wignja Prasojo, selaku guru
  5. Bapak Sarbini Hadiwiyoto, selaku guru
  6. Bapak Dr. Soetikno, selaku guru tidak tetap

Bagian Tata Usaha dipimpin oleh Bapak Nano Reksopranoto

Pada waktu itu tempat belajarnya masih menumpang di gedung Sekolah Rakyat I yang sekarang ditempati SMP Negeri 1 Purworejo. Walaupun sarana dan prasaran belum memenuhi dan masih sangat terbatas, para guru tidak berkurang semangatnya untuk melaksanakan tugas dengan baik dan tanggung jawab. Hal ini terus berlangsung hingga akhir tahun 1947.

 

  1. Pada tahun pelajaran 1947, sekolah ini menerima murid sebanyak 103 murid baru, Tenaga pendidiknya pun bertambah dengan hadirnya beberapa orang guru, antara lain :
  2. Bapak Slamet Promorejo dari Nganjuk
  3. Bapak Soeroso dari Kutoarjo
  4. Ibu Elastria dari Purworejo

Bagian Tata Usaha bertambah satu orang, yaitu Bapak Soeratman, sedang bagian pesuruh hadir Bapak Atmo Soediro.

21 Juli 1947 terjadi Clash pertama, sekolah di tutup, arsip dan alat-alat yang penting diungsikan.

Sejak tanggal 1 September 1947, SMP atau sekolah Kabupaten oleh pemerintah dijasikan SMP Negeri 2 Purworejo, dan sejak saat itu semua guru, semua staf Tata Usaha, dan karyawannya menjadi pegawai negeri.

Pada tanggal 1 Desember 1947, tenaga pengajarnya bertambah dengan hadirnya dua pengajar baru, mereka adalah :

  1. Bapak S. Wirjasoedojo, dari SMP Negeri 2 Purwokerto
  2. Bapak Tirto Soekoyo, dari SMP Negeri Salatiga

Mulai tanggal 1 Februari 1948 Bapak Hirman yang semula menjabat Kepala SMP Islam pada sebuah Yayasan NU, diangkat menjadi guru menggantikan Ibu Elastria yang meletakkan jabatan karena akan menikah.

Tahun ajaran 1947/1948 dapat dilalui dengan lancar tanpa adanya hambatan berarti.

Tanggal 18 Oktober 1949 SMP Negeri 2 Purworejo muncul kembali sebagai sekolah raksasa dengan 15 guru dan 513 murid yang terbagi dalam 13 kelas. Karena jumlah ruangan kurang mencukupi, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada pagi dan siang hari secara bergiliran.

Pada waktu Clash kedua, 18 Desember 1949 kota Purworejo di duduki tentara Belanda. Sekolah ditutup, sebagian murid murid ikut gerilya melawan tentara Belanda. Belajar dipengungsian.

Sementara itu SMP Gerilya Kutoarjo selalu menuntut agar diakui sebagai SMP Negeri. Untuk itu SMP Gerilya Kutoarjo dijadikan SMP cabang dari SMP Negeri 2 Purworejo di Kutoarjo, mulai tanggal 1 Maret 1950.

Ujian Akhir tahun (Ebta) pertama diselenggarakan tahun 1950. Semua naskah soal dari pusat namun penyelenggaraan dan pemeriksaannya oleh sekolah masing-masing. Pada tahun ajaran 1950/1951 diberlakukan dua macam instruksi dari departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang berisi :

  1. Jumlah kelas di setiap SMP ditentukan oleh Kantor inspeksi (sekarang kantor wilayah), jumlahnya disesuaikan dengan keadaan ruangan belajar, sehingga pada umumnya jumlah muridnya berkurang.
  2. SMP Negeri 2 Purworejo ditunjuk untuk menyelenggarakan Kursus Guru B K.G.B). Kursus ini mendidik para lulusan SMP yang tidak melanjutkan ke SMTA untuk di didik selama satu tahun. Mereka dipersiapkan untuk menjadi guru SR. kegiatan kursus ini berlangsung sampai tahun pelajaran 1954/1955 dan dalam waktu sesingkat itu telah berhasil meluluskan 158 orang yang siap menjadi guru SR. Jumlah yang besar di Indonesia waktu itu.

Sistem penyelenggaraan ujian akhir dengan koreksi silang penuh dengan sekolah dari Kabupaten lain mulai dilaksanakan tahun 1955 dan disempurnakan lagi tahun 1956.

Dalam dasa warsa pertama, dengan melewati banyak rintangan dan tantangan SMP Negeri 2 Purworejo telah dapat berhasil mendidik murid-muridnya sehingga yang telah lulus mencapai ratusan murid.

  • Periode setelah dasawarsa pertama sampai tahun EMAS

Semenjak tahun ke sebelas jalanya pembangunan SMP negeri 2 terus mengikuti derapnya pembangunan nasional. Berkat keuletan para pimpinan sekolah yang memiliki kepemimpinan yang tangguh dan didukung oleh kerjasama yang harmonis para guru dan karyawan serta para orang tua, dan terlebih dari usaha para pelajar sendiri, SMP Negeri 2 tetap melaju bersama derapnya pembangunan, selalu dapat menempatkan diri sebagai posisi unggul. Hal ini nyata dari hasil lulusan yang selalu menempati kelompok dua besar dan dari berbagai prestasi kemasyarakatan yang diraihnya.